Minggu, 11 Desember
2011...
Sekitar pukul 04.30,
mbak Ika membangunkanku untuk sholat Subuh. Tapi aku berkata bahwa aku tidak
melaksanakan sholat karena sedang “berhalangan”. Nah, karena mataku ini terasa
seperti sedang direkatkan dengan lem akhirnya aku kembali tidur, padahal aku sudah
janjian dengan mbak Onya untuk menuju Bantul, hehehe. Mendengar ponselku yang
berbunyi, aku segera terbangun. Setelah aku lihat ternyata SMS itu dari mbak
Onya yang mengatakan bahwa dia tidak jadi berangkat dari Sayidan. Tidak
disangka, tidak dinyana, ternyata pada saat itu sudah pukul 07.00. Sesaat itu
juga aku segera menelepon mbak Onya dan akhirnya kami janjian di tempat kos
mbak Onya yang ternyata tidak jauh dari tempat kosnya mbak Ika. Aku segera
minta izin mbak Ika untuk mandi. Setelah mandi, mbak Onya meneleponku dan
mengatakan bahwa mereka harus segera berangkat, aku pun diminta untuk segera
menyusul mbak Onya di tempat kos-nya. Waduuuuh, aku segera memakai baju dan
berangkat tanpa menggunakan make-up (walaupun itu hanya bedak), alhasil
ketahuan kalau aku ini item, hihihihi. Mbak Ika segera mengeluarkan sepeda
motornya dan mengantarku ke tempat tujuan.
Ketika sampai di
belakang fakultas teknik, aku dan mbak Ika yang notabene bukan asli Jogja
bingung untuk menentukan arah yang benar. Entah merasa bahwa aku ini nyasar
atau bagaimana, mbak Onya meneleponku lagi, tapi kali ini yang berbicara
seorang laki-laki. Mengetahui bahwa aku sedang bingung, akhirnya mas-mas itu
memintaku untuk menunggu mbak onya di bank BRI Gejayan. Oke, akhirnya aku dan
mbak Ika segera mencari bank BRI, tapi yang kami temukan hanya BRI Syariah. Kami
menunggu sekitar 5 menit, antara yakin dan tidak yakin kami tetap menunggu. Di
sela kegiatan menunggu itu, aku melihat sebuah taksi yang keluar dari sebuah
gang yang berada di depan. Aku dan mbak Ika mempunyai firasat bahwa mbak Onya
ada di dalam taksi itu, tapi aku tidak menggubrisnya, hehehe. Tidak lama
kemudian mbak Onya meneleponku dan menanyakan keberadaanku. Aku menjawab bahwa
aku sedang menunggu di BRI Syariah. Eeeeehhh, ternyata kami salah bank,
haduuuuhh. Mbak Onya segera memintaku untuk memutar arah. Dan ternyata, bank
BRI yang dimaksud itu berada di dekat jalan untuk memutar arah. Aku langsung
berpikir, “Ah, ternyata firasatku sama mbak Ika bener!”. Tidak jauh dari tempat
kami memutar arah itu, aku melihat mbak Onya berada di samping taksi yang sama
seperti taksi yang keluar dari gang itu. Huhuhu, firasat ini selalu kuingkari.
Aku berpamitan dan
berterimakasih kepada mbak Ika yang telah mengantarku lalu menuju taksi
berwarna putih itu. Aku diminta mbak Onya untuk duduk di kursi penumpang bagian
depan. Ternyata di dalam taksi itu tidak hanya mbak Onya saja, tetapi juga ada
mbak Ade dan mamanya mbak Onya. Mbak Onya juga membawa anaknya, Hafiz yang lucu
itu, hihihihi. Selama di perjalanan kami saling mengobrol, dan aku baru tau
kalau mamanya mbak Onya ternyata berasal dari Surabaya, selain itu sesekali aku
bermain dengan Hafiz.
Jalanan Jogja pada saat
itu ramai lancar. Kami menuju Bantul dengan melewati Malioboro. Ketika sampai
di Sayidan, mbak Onya dan mbak Ade menunjuk salah satu gang dan memberitahukan
bahwa itu adalah gang rumahnya mas Hudson. Oke, perjalanan pun berlanjut.
Setelah sampai Bantul, mbak Onya yang lupa lokasinya segera menelepon salah
satu anggota keluarga (kalau nggak salah yang ditelepon itu mbak Poppy) dan
menanyakan nama daerah tempat dibangunnya masjid itu. Mbak Poppy berkata bahwa
lokasi dibangunnya masjid itu berada di daerah Kadirojo. Mbak Onya segera
mengatakannya kepada pak supir dan pak supir mengatakan, “Oke.”. Nah, karena
mbak Onya dan mbak Ade benar-benar bingung dan lupa, alhasil kami pun nyasar
dan berbalik arah setelah tau bahwa kami salah jalan. Waahhh, nyasarnya nggak
tanggung-tanggung, jauh banget mungkin sekitar 4 km atau lebih. Akhirnya
setelah tanya sana-sini, kami pun menemukan lokasi pas-nya. Hah, Alhamdulillah
yah…
Ketika kami semua turun
dari taksi, kami disambut oleh para panitia peresmian masjid tersebut. Hihihihi,
aku sempet merasa lucu juga sih karena aku kan bukan anggota keluarganya, tapi
yaaa, ga papa lah. Kami semua berjalan melintasi karpet berwarna merah dan para
panitia mendampingi kami untuk menuju tempat duduk yang masih kosong. Jujur,
pada saat itu aku langsung mencari mas Hudson, hehehe. Dengan segera
pandanganku tertuju pada pria berbaju putih berkalung bunga melati dengan
rambut berwarna kemerahan, dan taraaaaaaa, itulah si talent. Tanpa banyak
basa-basi aku segera mengeluarkan kameraku dan turun langsung ke lapangan untuk
mendokumentasikan segala kegiatan yang sedang berlangsung, termasuk
mendokumentasikan foto-foto bangunan masjid Sayyidah Qowwiyah. Oya, Sayyidah
Qowwiyah sendiri memiliki arti “Wanita Perkasa/ Kuat”, sesuai memang dengan
figur mamanya mas Hudson. Ketika mas Hudson sedang diam, aku menghampirinya dan
memfotonya, sebenarnya sih pengen foto bareng, tapi malu karena dia membawa
banyak teman, lagian aku juga sudah pernah foto sama dia, hehe.
Mas Hudson ketika di acara peresmian :)
Setelah
mendokumentasikan kegiatan yang sedang berlangsung, aku segera memfoto bangunan
masjid itu. Kata mbak Onya, “Mumpung lagi sepi.”. Dan, ketika aku melihat
masjid itu, aku langsung terpukau dengan desain, konsep, dan bahan yang
digunakan untuk membangun masjid itu. Benar-benar klasik dan tradisional Jawa
banget, adem ayem melihatnya. Kalau mau tau, seperti ini nih bangunannya.
Tulisan di pintu masuk.
Sisi sebelah barat.
Sisi sebelah timur.
Pintu masuk sebelum peresmian.
Tempat Imam.
Langit-langit.
Tempat wudlu.
Setelah
dilangsungkannya acara penandatanganan batu peresmian oleh bupati Bantul, mas
Hudson menyerahkan santunan kepada beberapa anak yatim. Tidak lupa juga sesi
pemotretan dengan para tamu dan panitia. Hahahaha, lucu memang tingkah para
panitia itu.
Acara peresmian masjid itu pun selesai sekitar pukul 12.00. Mas
Hudson pergi terlebih dulu menuju rumah makan, sementara aku, mbak Onya, mbak
Ade dan beberapa anggota keluarga yang lain menunggu anggota keluarga yang
sedang melaksanakan sholat Dzuhur. Sekitar pukul 12.30 kami berangkat menuju
rumah makan dan berpamitan dengan para panitia yang masih berada di situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar